Jangan-jangan, obyek lingkaran itu sama sekali tak misterius.
Laut Baltik, perairan di timur laut Benua Eropa, menawarkan daya tarik lain, tak sekedar reputasinya sebagai "kuburan kapal karam" yang jadi incaran para pemburu harta.
Sebuah fitur lingkaran berdiameter 60 kaki atau sekitar 18,26 meter tertangkap sonar terbaring di kedalaman 91,44 meter. Spekulasi berkembang, ada yang menduga itu adalah piring terbang yang tercebur ke laut, meski keberadaan mahluk luar angkasa belum terkonfirmasi hingga saat ini. Yang lain mengira, benda tersebut adalah kapal perang atau fenomena alam.
Kini, obyek misterius itu kembali ramai diberitakan. Liputan media terbaru mengacu pada wawancara berdurasi satu jam dengan Peter Lindberg, ketua Tim Ocean X -- tim gabungan para pemburu harta karun, ilmuwan, dan penyelam, yang sedang berusaha mengungkap tabir misteri obyek tersebut.
Dalam wawancara tersebut Lindberg memberikan pernyataan
"keanehan" dan "misteri" obyek dasar laut yang telah mereka eksplorasi selama setahun.
Linberg juga membahas tentang kemungkinan tentang apa sesungguhnya benda tersebut. "Ada formasi mirip tangga yang aneh, jika benar itu dibangun, pastinya disusun puluhan ribu tahun lalu sebelum Zaman Es," kata dia dalam wawancara radio. Faktanya, menurut catatan sejarah, puncak Zaman Es terjadi sekitar 20.000 tahun lalu.
Sebuah fitur lingkaran berdiameter 60 kaki atau sekitar 18,26 meter tertangkap sonar terbaring di kedalaman 91,44 meter. Spekulasi berkembang, ada yang menduga itu adalah piring terbang yang tercebur ke laut, meski keberadaan mahluk luar angkasa belum terkonfirmasi hingga saat ini. Yang lain mengira, benda tersebut adalah kapal perang atau fenomena alam.
Kini, obyek misterius itu kembali ramai diberitakan. Liputan media terbaru mengacu pada wawancara berdurasi satu jam dengan Peter Lindberg, ketua Tim Ocean X -- tim gabungan para pemburu harta karun, ilmuwan, dan penyelam, yang sedang berusaha mengungkap tabir misteri obyek tersebut.
Dalam wawancara tersebut Lindberg memberikan pernyataan
"keanehan" dan "misteri" obyek dasar laut yang telah mereka eksplorasi selama setahun.
Linberg juga membahas tentang kemungkinan tentang apa sesungguhnya benda tersebut. "Ada formasi mirip tangga yang aneh, jika benar itu dibangun, pastinya disusun puluhan ribu tahun lalu sebelum Zaman Es," kata dia dalam wawancara radio. Faktanya, menurut catatan sejarah, puncak Zaman Es terjadi sekitar 20.000 tahun lalu.
"Jika itu adalah Atlantis, akan sangat mengagumkan," kata dia merujuk pada kota bawah laut modern yang hilang, yang diungkap Plato dalam bukunya, "Timaeus" dan "Critias".
Namun, Linberg toh mengakui, bisa jadi obyek tersebut adalah formasi alam, seperti meteorit yang jatuh ke pada Zaman Es, atau gunung bawah laut. Tapi, ia menambahkan, sejumlah ilmuwan menepis dugaan itu. Para geolog, kata dia, mengatakan bahwa obyek tersebut bukan gunung.
Ia juga menyebut soal anomali, di lokasi yang letaknya dirahasiakan itu. Dengan nada menyimpan rahasia, Lindberg menyebut, ada banyak yang belum terungkap ke publik. "Kami belum mengungkap semuanya," kata dia. "Kami akan mengungkap beberapa hal menarik dalam film dokumenter."
Deposit Zaman Es
Baru-baru ini para penyelam memberikan sampel batuan yang berasal dari obyek misterius itu pada profesor geologi dari Stockholm University, Volker Brüchert. "Aku sangat terkejut saat meneliti materi itu, saya menemukan batu hitam mengagumkan yang bisa jadi adalah batuan vulkanis," kata dia seperti dimuat sejumlah media Swedia. "Hipotesis saya, obyek tersebut terbentuk di Zaman Es, ribuan tahun yang lalu."
Dengan kata lain, merujuk pada artikel di sejumlah media Swedia, sang ahli seakan mendukung klaim bahwa obyek tersebut tak bisa dijelaskan.
Namun, saat dikroscek situs sains, Life's Little Mysteries, Brüchert, seperti halnya ilmuwan lain tidak melihat suatu hal yang misterius. Ia justru merasa pandangan skeptis dan kritis soal "Misteri Laut Baltik" sangat baik.
Menurut dia, "yang diabaikan oleh tim Ocean-X adalah sebagian besar sampel yang mereka bawa dari dasar laut adalah berupa granit, batu gneiss (kasar berbentuk granit), dan batu pasir," kata dia.
Temuan itu lazim didapat dalam cekungan glasial, seperti halnya di Laut Baltik, wilayah yang tercipta oleh es glasial di masa lalu.
Namun, Linberg toh mengakui, bisa jadi obyek tersebut adalah formasi alam, seperti meteorit yang jatuh ke pada Zaman Es, atau gunung bawah laut. Tapi, ia menambahkan, sejumlah ilmuwan menepis dugaan itu. Para geolog, kata dia, mengatakan bahwa obyek tersebut bukan gunung.
Ia juga menyebut soal anomali, di lokasi yang letaknya dirahasiakan itu. Dengan nada menyimpan rahasia, Lindberg menyebut, ada banyak yang belum terungkap ke publik. "Kami belum mengungkap semuanya," kata dia. "Kami akan mengungkap beberapa hal menarik dalam film dokumenter."
Deposit Zaman Es
Baru-baru ini para penyelam memberikan sampel batuan yang berasal dari obyek misterius itu pada profesor geologi dari Stockholm University, Volker Brüchert. "Aku sangat terkejut saat meneliti materi itu, saya menemukan batu hitam mengagumkan yang bisa jadi adalah batuan vulkanis," kata dia seperti dimuat sejumlah media Swedia. "Hipotesis saya, obyek tersebut terbentuk di Zaman Es, ribuan tahun yang lalu."
Dengan kata lain, merujuk pada artikel di sejumlah media Swedia, sang ahli seakan mendukung klaim bahwa obyek tersebut tak bisa dijelaskan.
Namun, saat dikroscek situs sains, Life's Little Mysteries, Brüchert, seperti halnya ilmuwan lain tidak melihat suatu hal yang misterius. Ia justru merasa pandangan skeptis dan kritis soal "Misteri Laut Baltik" sangat baik.
Menurut dia, "yang diabaikan oleh tim Ocean-X adalah sebagian besar sampel yang mereka bawa dari dasar laut adalah berupa granit, batu gneiss (kasar berbentuk granit), dan batu pasir," kata dia.
Temuan itu lazim didapat dalam cekungan glasial, seperti halnya di Laut Baltik, wilayah yang tercipta oleh es glasial di masa lalu.
Di sisi lain, penyelam juga memberinya batuan basalt atau bagian beku vulkanik yang tak biasa ditemukan di dasar laut. Diduga, ia terbawa oleh gletser.
Lalu apa yang terjadi dengan hasil pemindaian sonar yang mengerucut pada dugaan obyek itu adalah piring terbang, atau situs menarik semacam yang dibayangkan ada di Kota Atlantis yang Hilang?
Lalu apa yang terjadi dengan hasil pemindaian sonar yang mengerucut pada dugaan obyek itu adalah piring terbang, atau situs menarik semacam yang dibayangkan ada di Kota Atlantis yang Hilang?
Dan ternyata, citra sonar tak sepenuhnya bisa dipercaya. "Citra sonar memuat artefak tak terhitung yang membuatnya sulit ditafsirkan. Saya tidak yakin dengan interpretasi sampai pengolahan yang lebih baik dilakukan, serta tersedia rincian jenis sonar serta informasi penting lainnya," kata Dan Fornari, ahli sonar dari Woods Hole Oceanographic Institution, Massachusetts.
"Saya hanya bisa mengatakan data yang jadi acuan itu kurang dalam hal resolusi, detail, juga kuantitas."Kesimpulan ahli yang menyatakan benda misterius itu adalah deposit glasial yang citranya ditangkap oleh sonar beresolusi rendah belum mendapat tanggapan dari pihak Ocean-X. Mereka masih berharap akan ada banyak dukungan pada ekspedisi yang dilakukan.